22 Juli 2017

Hamil Berdua: Peran Suami dalam Kehamilan dan Persalinan

Minggu lalu saya dan keluarga jalan-jalan ke Kuntum Farmfield, Bogor. Norak-norak bergembira banget deh saya sebagai anak kota yang jarang ketemu binatang-binatang gitu hihi.. Salah satu yang berkesan banget buat saya adalah ini:

Papa Angsa menjaga Mama Angsa yang lagi mengerami telur

Wah itu Papa Angsanya galak bener lho! Pas saya sok-sok "Halo Angsaaaa" dia langsung "teriak" keras banget, manjangin leher, dan mengelilingi Mama Angsa, seolah bilang "Jangan berani-berani ganggu ya!". Serem sih (apalagi kalo inget pengalaman temen dikejar-kejar angsa) tapi in a way unyu ya :')

Trus saya jadi mikir, kalo Papa Angsa perannya jadi penjaga Mama yang sedang mengerami, papa-papa manusia perannya apa ya selama kehamilan dan persalinan istri?

Ternyata, keterlibatan ayah juga jadi "penjaga" kehamilan dan bayi dalam kandungan lho! Keterlibatan ayah dalam kehamilan meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi (Alio, Salihu, Kornosky, Richman, & Marty, 2010; Plantin, Olukoya, & Ny, 2011). Ibu hamil yang suaminya perhatian dan banyak terlibat dalam kehamilannya cenderung lebih banyak mendapat layanan perawatan kehamilan dan mengurangi hal-hal yang buruk untuk kehamilan seperti merokok (McNamara, Martin, Bloch, & Hair, 2007). Selain itu, ibu hamil yang merasa mendapatkan dukungan emosional dari suami juga lebih sedikit stress saat hamil.

Bentuk keterlibatan ayah dalam kehamilan tuh seperti apa sih? Simpel aja kok, misalnya ngobrolin tentang kehamilan sama istri, menemani kontrol ke dokter, merasakan gerakan bayi di perut, ikut kelas senam hamil dan kelas persiapan persalinan bersama istri, dan beliin barang-barang buat bayinya. Duh, bayanginnya aja hati hangat ya <3

Kalau saat persalinan, keterlibatan ayah antara lain membuat keputusan bersama tentang metode persalinan dan pastinya mendampingi selama proses.. Hayo angkat tangan yang remes tangan suami pas kontraksi! Hihihi.. Saya sendiri ngerasain banget peran suami selama persalinan. Qadarullah suami saya hypnotherapist, jadi sejak akhir trimester dua saya belajar hypnobirthing sama dia. Suami juga yang bantu ngingetin teknik bernapas saat kontraksi dan cara mengejan saat bersalin. Inilah manfaat suami ngikut ke kelas senam hamil dan persiapan persalinan ya buibuuuk.. Hehehe..

Nah, trus gimana nih caranya supaya suami banyak terlibat dalam kehamilan dan persalinan? Ternyata, ibu hamil sebaiknya proaktif melibatkan suami dalam kehamilannya. Yah soalnya kan suami nggak ngerasain ya sensasi fisik kehamilan tuh kayak gimana, jadi dia juga nggak langsung ngerasa terkoneksi sama kehamilan itu. Jadi, ajaklah suami ngobrol tentang apa yang dirasakan, kontrol ke dokter bersama, ngobrol sama bayi di perut, dan merasakan gerakan bayi. Ajak juga suami memilih perlengkapan bayi, merencanakan pengasuhan anak, dan lain-lain. Oh iya, jangan segan memuji juga yaa misalnya bilang "Kamu hebat sekali sebagai suami siaga.. Pasti nanti jadi ayah yang hebat juga..". Semakin istri menganggap suami bisa menjadi ayah yang kompeten, semakin tinggi jugalah keterlibatan suami dalam kehamilan, persalinan, dan nantinya pengasuhan anak (Adamsons, 2013).

Menjadi orang tua sudah dimulai sejak kehamilan,
selamat menjalaninya bersama sebagai tim yang solid ya, Mama Papa :)

---
Sumber:
Adamsons, K. (2013). Possible Selves and Prenatal Father Involvement. Fathering, Vol. 11, No. 3, 245-255.
Alio, A.P., Salihu, H.M., Kornosky, J.L., Richman, A.M., & Marty, P.J. (2010). Feto-infant health and survival: Does paternal involvement matter? Maternal and Child Health Journal, 14, 931-937.
McNamara, M., Martin, L., Bloch, M., & Hair, E. (2007). The Effects of Father
Involvement during Pregnancy on Receipt of Prenatal Care and Maternal Smoking.
Dipresentasikan di SRCD Biennial Meeting, 31 Maret 2007.
Plantin, L., Olukoya, A.A., & Ny, P. (2011). Positive health outcomes of fathers’ involvement in pregnancy and childbirth paternal support: A scope study literature review. Fathering, 9, 87-102.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar