12 Juni 2017

TJ Ya Gitu #2: Life Value & Life Changing Moment

~ Pekan kedua Tanya Jawab Ya Gitu bersama Della & Sasa
Life value apa yg menurut lo sangat penting dan dirasa sangat harus lo ajarkan ke anak lo?
(dari Sasa)
Wah banyak banget lah ini mah! Hahahah..
Gw sendiri ngerasa kalo dalam mendidik anak gw nggak ambi kemampuan (alias pengen dan bangga anak bisa ini itu) tapi gw ambi values. Gw pengen, berusaha, dan berdoa supaya anak gw punya serangkaian nilai tertentu yang dia pegang dan jadi alasan tindakan-tindakannya seumur hidupnya.

Gw nggak tahu apakah gw akan punya cukup waktu untuk ngajarin belajar bersama anak gw tentang semua nilai yang menurut gw penting, jadi ada beberapa nilai utama yang akan gw prioritasin. Insya Allah ini yang gw tanamkan paling duluan dan paling terus-menerus. Somehow menurut gw kalo berhasil megang nilai-nilai ini terus mah everything else will follow. Gw sendiri belum level "super jago" dalam nerapin semua nilai ini. Insya Allah sama-sama belajar terus :)

Intronya panjang yak :)))))
Baiklah, ini dia beberapa hal yang gw prioritaskan untuk ajarkan ke anak gw.

Tauhid dan iman sebelum Al Qur'an
Jauh sebelum punya anak, gw pernah mikirin "Gimana kalo anak gw pas udah gede milih agama yang berbeda dari gw?" Waktu lagi hamil pun, gw kepikiran berbagai hal yang intinya gimana kalo anak gw nantinya nggak menjadi orang yang gw "harapkan". Kesimpulannya akhirnya adalah gw akan melakukan yang terbaik yang gw bisa untuk mendidik dan mendoakan anak gw, tapi takdir anak gw adalah ketetapan Allah. Pun demikian tentang urusan agama ini. Hidayah adalah milik Allah, namun gw tetap berkewajiban untuk menyampaikan.

Dan yang pertama gw ajarkan adalah tauhid dan keimanan. Waktu anak gw lahir, salah satu kalimat pertama yang gw bilang ke dia adalah "Yaa bunayya, laa tusyrik billah - Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah". Semoga itu jadi modal yang tertanam dalam hati dan pikirannya :)

Selanjutnya, pelajaran tentang tauhid ini kurang lebih akan gw pecah jadi empat bagian ini:
  1. Allah pencipta alam semesta 
  2. Allah sayang padaku 
  3. Allah selalu tahu/Allah selalu bersamaku 
  4. Allah satu-satunya yang kusembah 
Masing-masih bagian pengennya gw bikin buku atau cerita yang terus-menerus dibacakan ke anak gw. Harapannya sih akan dia ingat terus sampe merasuk. Awal tahun ini tadinya udah mau jalan tuh rencana bikin buku, tapi ternyata belum saatnya. Mudah-mudahan terkabul suatu saat nanti ya :)

Nah kalo tentang iman, gw kebayangnya pas dia kecil akan mulai dengan sering nyanyiin ini: Ya Allah kupanjatkan syukurku kepadaMu / Betapa banyak nikmat yang telah Kau berikan / Nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat kurasakan / Ilmu, waktu luang, dan rizki kau curahkan. Trus bahas deh, kenapa ya "nikmat iman" itu disebut pertama? Mudah-mudahan anak gw bisa dapet insight tentang kebenaran urutan nikmat di lagu itu di umur yang jauh lebih muda daripada gw :)

Dan pada akhirnya gw pengen ngajarin bahwa gapapa "nggak punya apa-apa" di dunia, asalkan kita punya iman, dan semoga kita selalu punya iman, bahkan saat kita "nggak punya apa-apa" di dunia.

What would Rasulullah do?
Kalo poin pertama tadi tentang iman, poin kedua ini tentang tingkah laku. Gw pengen ngajarin kalo "orang baik" tuh ya kayak Rasulullah SAW. Kita manusia cere mah emang nggak disucikan kayak beliau, tapi kita tentu bisa berusaha meneladani beliau. Dalam menghadapi segala sesuatu, coba deh pikir atau cari tahu, "Apa ya yang Rasulullah lakukan saat menghadapi situasi kayak gitu?"

Awal yang baik untuk ngajarin ini menurut gw adalah buku Seri Teladan Rasulullah terbitan Mandira Dian Semesta. Penyampaiannya sederhana tapi mengena, gw pun berkaca-kaca pas bacain. Waktu orang pada ribut tentang penistaan agama dan isu agama di Pilkada DKI kemarin, aslik lah gw pengen ajak semua orang Islam di Indonesia buat baca seri ini heuheu.. Biar sama-sama liat, Rasulullah gimana ya saat menghadapi situasi serupa?

Berbeda itu biasa
Naini, isu hits akhir-akhir ini :)))))) Etapi gw udah merancang dan melakukan pendidikan nilai ini sebelum itu looooh, beneraaan wkwkwk.. Latar belakang gw yang penuh keragaman (keluarga besar yang agamanya beda-beda, kuliah Psikologi dan ketemu beragam orang dengan dinamikanya masing-masing, ikut kegiatan kampus dan kemudian bekerja di tempat yang orangnya beragam) plus positioning gw yang seringkali sengaja berada di tengah selama mungkin bikin gw meyakini pentingnya nilai ini.

Perbedaan itu fakta dan niscaya, jadi nggak usah norak deh sama (orang) yang beda sama lo! Hahahah.. Yah tentu saja nilai ini banyak turunannya, misalnya menentukan yang baik dan yang buruk, menghadapi "tantangan", keberanian (untuk tetap jadi diri sendiri di tengah kelompok yang beda), respek dan empati, keterbukaan, toleransi dan "sepakat untuk tidak sepakat", fleksibilitas dan "lentur tapi tidak luntur, membaur tapi tidak melebur", dan lainnya.

Pengajaran nilai ini gw mulai dari kehidupan sehari-hari. Walaupun pengasuhan anak membutuhkan konsistensi antar semua pihak yang terlibat, gw nggak terlalu ketat menyamakan pengasuhan anak yang dilakukan oleh gw dan Andy, kakek-nenek dari kedua pihak ortu, dan guru di daycare. Gw memang pengen anak gw lihat kalau orang yang berbeda di tempat yang berbeda ya punya kebiasaan/gaya/nilai yang berbeda. Nanti seiring dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan anak, akan makin banyak juga perbedaan yang dia temui, insya Allah jadi bahan diskusi yang seru :D

Jadilah orang yang berpikir dan berilmu
Sekarang gw paham kenapa Allah sangat menghargai orang yang berpikir dan berilmu. Soalnya susah bok! Hahahaha.. Gw bersyukur banget terpapar materi Berpikir Kritis selama bertahun-tahun di UI dan selalu berada di tengah kelompok yang menekankan untuk terus belajar dan berkembang. Gw pengen anak gw juga merasakan hal yang sama, dimulai dari masa kecil bersama orang tuanya.

Berpikir dan belajar memang butuh waktu dan tenaga, tapi buat gw sih kelelahannya sebanding sama apa yang didapat. Yah minimal jadi nggak gampang percaya pesan-pesan yang disebar lewat broadcast di WhatsApp grup lah :)))) "Bonus"nya, berusaha berpikir dan mencari ilmu juga akan bikin kita berpikiran terbuka dan terhindar dari kesombongan. Gimana lah mau sombong kalo sadar betul kalau diri ini lebih banyak nggak tahunya, ya kan? :)

Ceritain dong life-changing moment di hidup lo!
(dari Della)
Hmm ini bukan momen sih, lebih cocok disebut fase hehehe.. Fase yang besar banget impact-nya dalam hidup gw adalah kuliah profesi. Di kuliah profesi, nggak cuma belajar buat jadi psikolog, gw juga belajar buat jadi manusia yang lebih baik. Not only better, but also kinder.

Nggak cuma itu pastinya, masa kuliah profesi juga ngasih gw banyak hal lain. Kalau ada pengalaman yang bikin gw yakin kalo I have what it takes to do whatever I have to do, di kuliah profesi lah gw dapatkan. Berkali-kali. Di saat dosen gw membuka perkuliahan dengan bilang kalo kuliah profesi nggak bisa disambi, dala dua tahun itu gw kuliah profesi sambil jadi asdos di FE, ngedit buku, jadi staf drill merangkap staf perlap buat TIMBC, sampe jadi Stage Manager buat MBIC 2 sambil tesis. Jungkir balik kayang dengan waktu tidur yang sangat sedikit, but I survived. Alhamdulillah, Allah baik banget lah sama gw :)

Tanpa gw tahu saat itu, kuliah profesi bahkan mempersiapkan gw untuk jadi istri dari orang yang jadwal dan agendanya serba nggak jelas dan mendadak HAHAHA..

Kuliah profesi juga ngasih gw lingkaran pertemanan yang super sampah tapi juga super menyenangkan dan bertahan sampe sekarang. Kerja pun seringkali jadi ajang reunian dan liburan hahaha..

Pokoknya, siapa gw dan apa yang gw kerjakan sekarang banyak sekali merupakan "buah" dari dua tahun masa kuliah profesi gw :) Alhamdulillah 'ala kulli hal..
2 komentar on "TJ Ya Gitu #2: Life Value & Life Changing Moment"
  1. Baru menemukan blog ini dan langsung jatuh cinta. Ah, terimakasih atas tulisannya. salam kenal, Mbak. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaakk jadi terharu :')
      Alhamdulillah kalo dirasa bermanfaat..
      Salam kenal juga ya :)

      Hapus