24 November 2016

Hari yang (Tidak) Biasa

Saya tidak merayakan ulang tahun. Dulu sih mungkin iya ya, tapi beberapa tahun terakhir tidak lagi. Meskipun demikian, ulang tahun tetap suatu momen buat saya si "anak momen" ini. Ada beberapa momen ulang tahun sejak kuliah yang berkesan buat saya.

Ulang tahun ke-20 (kalo nggak salah hehe.. gimana sih katanya berkesan tapi kok lupa) ditandai dengan ngosek kamar mandi lalu jauh-jauh ke Ratu Plaza dari Depok karena laptop saya blue screen. Seingat saya, itulah tahun pertama saya benar-benar berpikir "Ulang tahun adalah hari biasa aja dan makin tua hidup akan makin keras" hahaha..

Ulang tahun ke-21 begitu penuh cinta dari sekeliling. Saya sedang punya banyak lingkaran dan semua melimpahkan kasih sayang dan kegembiraan untuk saya di hari itu. Tahun 2008 memang salah satu tahun terbaik saya :)

Ulang tahun ke-25 lagi di lapangan Buperta Cibubur. Pas jam 00.00 saya lagi bikin lapangan di Buperta Cibubur bersama pengurus MBUI 2011-2012, lalu sepanjang harinya boro-boro balesin selamat ulang tahun deh.. Selain lagi berjibaku di lapangan display sebagai staf drill merangkap staf perlap, HP juga mati dan nggak bisa mengisi batre karena colokan penuh di mana-mana hahahah..

Setelah itu, hari ulang tahun saya berjalan seperti hari-hari biasa. Sama seperti hari ini, di ulang tahun saya yang ke-29.

Everyday is just an ordinary day. Begitu prinsip suami saya (dan suami teman saya).
Buat saya sih setiap hari bisa biasa sekaligus luar biasa, tinggal bagaimana memaknainya saja. Hari ini pun begitu. Saya bersama suami dan anak, bekerja, makan enak, pergi ke luar. Kegiatannya biasa saja, nggak istimewa-istimewa amat. Walau begitu, saya senang dan merasa damai. Alhamdulillah.. Kesyukuran utama sepanjang hari ini tentu saja karena melewatinya bersama suami dan anak :')

Saya juga menjadikan hari ini sebagai momen untuk memulai hal-hal yang baik. Tadi saya membeli buku tulis yang saya suka (saya rewel dalam hal memilih buku tulis). Saya memulai kembali kebiasaan menulis jurnal dan hidup (yang lebih) teratur dan "sadar", bukan seperti mesin yang otomatis bergerak rutin dan membiarkan waktu lewat begitu saja. Saya juga membeli buku Hati yang Gembira Adalah Obat. Entah kenapa pengen beli, mudah-mudahan bisa bikin saya lebih gembira besok-besok :D Trus besok mau beli laci-laci dan mindahin meja kerja biar bisa kerja dengan lebih enak di rumah.

Excited lah ngebayangin hari esok *tsah* yang dimulai dengan baik begini :)
Mohon doanya ya, semoga Allah memberkahi..

2 komentar on "Hari yang (Tidak) Biasa"
  1. (dan suami teman saya)


    dan saya tetep cuci sterika biarpun ulang tahun. cih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. because everyday is just an ordinary day :))

      Hapus